Senin, 19 Oktober 2015

Sistem Evaluasi Pembelajaran (TES)


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan pendidikan dapat dilakukan dengan melalui sistem evaluasi atau sistem penilaian. Dalam penilaian proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah perlu diperhatikan beberapa aspek penting yang berkaitan dengan kualitas lulusan. Aspek-aspek penting tersebut adalah : pemilihan alat penilaian, penyusunan soal, pengolahan dan interprestasi data hasil penilaian, analisis butir soal untuk memperoleh kualitas soal yang memadai, serta pemanfaatan data hasil penilaian.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa kemampuasn guru mutlak sangat diperlukan untuk membantu suksesnya tujuan pendidikan. Dalam mengevaluasi pembelajaran, tidaklah lepas dari syarat-syarat yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal itu perlu ada, tentunya agar dihasilkan suatu tes yang bermutu dan dapat menambah penguasaan materi yang telah disampaikan sebelumnya. Oleh sebab itu, kami akan membahas secara rinci mengenai syarat-syarat perencanaan dan penyusunan tes pembelajaran.
    B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi bahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa syarat dari perencanaan tes evaluasi pembelajaran?
2.      Apa yang menjadi syarat penyusunan tes evaluasi pembelajaran?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Syarat Perencanaan Tes Evaluasi Pembelajaran
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur susuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan, misalnya melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban dan sebagainya.[1]
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk dijawab melalui lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) ataupun dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).[2] Dalam hal tersebut dibutuhkan ketrampilan dan kecakapan guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran tersebut, agar hasil kegiatan belajar mengajar dapat maksimal.
Dalam perencanaan tes evaluasi terdapat 2 syarat dasar tes yang harus diperhatikan, yaitu hal menyangkut mutu tes dan menyangkut administrasi pelaksanaan tes. Sebelum melakukan evaluasi pembelajaran, langkah awal yang harus dilakukan adalah perencanaan secara baik dan matang.
Perencanaan evaluasi hasil pada umumnya mencakup 6 (enam) jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut :
1.      Merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi : perumusan tujuan sangat penting dilakukan, karena tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah.
2.      Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi : misalnya aspek kognitif, afektif ataukah psikomotorik.
3.      Memilih dan menentukan teknik apakah yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi.
4.      Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik.
5.      Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interprestasi terhadap data hasil evaluasi.
6.      Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan berapa kali tes tersebut akan dilaksanakan).[3]

Dalam merencanakan tes evaluasi pembelajaran, diharuskan untuk memenuhi persyaratan tes yang baik, yaitu :
a.       Validitas
Validitas atau ketepatan, artinya yaitu suatu data dikatakan valid apabila sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Data tersebut dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan yang sesungguhnya.
b.      Reliabilitas
Reliabilitas artinya adalah dapat dipercaya. Suatu tes bisa dikatakan reliabilitas jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan kepada siswa beberapa kali akan menunjukkan ketetapan.
c.       Objektivitas
Objektivitas berarti tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhi terutama dalam kegiatan penskoran atau sistem skoringnya.
Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan (consistency) pada system skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.[4]
d.      Praktikabilitas
Tes yang diadakan bersifat praktis dan mudah diterapkan.
e.       Ekonomis
Pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. [5]
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat persyaratan-persyaratan lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan evaluasi pembelajaran (tes), yaitu :
1.      Memiliki tujuan yang jelas.
2.      Bersifat sederhana, yaitu perencanaan tersebut tidak terlalu muluk-muluk sehingga dapat diterapkan dalam penyusunan tes dan pelaksanaannya.
3.      Memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
4.      Bersifat fleksibel, rencana dapat berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada.
5.      Memiliki keseimbangan atau kesamaan antara tes dan materi yang diajarkan.
6.      Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah ada dan dapat dimanfaatkan secara efektif dan daya guna.
Adanya beberapa persyaratan diatas, berfungsi sebagai tolak ukur yang dapat dijadikan patokan dalam pengadaan tes.
B.     Syarat Penyusunan Tes Evaluasi Pembelajaran
Penyusunan sebuah tes harus memegang beberapa prinsip penyusunan tes yang baik. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan, agar tes tersebut dapat menjadi tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran tertentu adalah sebagai tersebut :
1.      Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
2.      Butir-butir soal tes merupakan sampel yang representative dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan.
3.      Bentuk soal tes harus dibuat bervariasi, sehingga hasil tes cocok dengan tujuan tes itu sendiri.
4.      Tes harus didesain dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5.      Tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan.
6.      Tes harus dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan belajar siswa dan dapat dijadikan sebagai alat mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.[6]
Selanjutnya untuk melakukan tes diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
2.      Mengidentifikasi hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes tersebut.
3.      Menentukan atau menandai hasil belajar yang spesifik, yang merupakan tingkah laku yang dapat diamati.
4.      Merinci pelajaran atau bahan ajar yang akan diukur dengan tes tersebut.
5.      Menyiapkan table spesifikasi.
6.      Menggunakan table spesifikasi tersebit sebagai dasar penyusunan tes.
Dalam penyusunan sebuah tes, seorang guru perlu memikirkan tipe dan fungsi tes yang akan disusunnya sehingga ia dapat menentukan bagaimana karakteristik soal yang akan dibuatnya.[7]
Penyusunan tes yang dilakukan perlu memperhatikan beberapa prinsip diatas, penyusunan tes tidak boleh dilakukan asal-asalan. Selain itu penyusunan tes harus dilakukan sesuai dengan tahapan atau langkah-langkah yang urut, agar sebuah tes dapat mencapai tujuannya secara maksimal.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syarat dalam perencanaan tes evaluasi pembelajaran adalah validitas, reliabilitas, objektifitas, praktisibilitas, dan ekonomis. Selain itu juga memiliki tujuan yang jelas, bersifat sederhana, memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan, bersifat fleksibel, memiliki keseimbangan, memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah tersedia sehingga dapat digunakan secara efektif dan berdaya guna serta memuat aspek yang ingin dicapai. Teknik yang akan digunakan, alat pengukur kecapaian siswa, tolak ukur yang dijadikan patokan dan juga frekuensi pengadaan tes.

Penyusunan sebuah tes perlu diperhatikan, tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar, butir-butir soal tes harus merupakan sample yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, bentuk soal tes harus duibuat bervariasi, tes hasil belajar harus di desain dengan kegunaannya, tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan, tes harus dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dan dapat dijadikan sebagai alat memperbaiki cara belajar siswa maupun  cara mengajar guru.
B. Saran

Sebagai mahasiswa pendidikan, seharusnya dapat memperbanyak informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pendidikan itu sendiri, agar saat kita terjun didunia pendidikan secara langsung kita lebih tanggap.





DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sudiyono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada



[1] Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hlm. 53.
[2] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 35.
[3] Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 59.
[4] Nana Sudjana, Op.Cit., hlm. 61.
[5] Ibid. hlm. 62.
[6] Anas Sudiyono, Op.Cit., hlm. 97.
[7] Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar