Sabtu, 16 Mei 2015

Pemuda dalam Peradaban

    Mahasiswa adalah status yang disandang seseorang yang memiliki kesempatan dan ruang untuk berada dalam lingkungan akademis yang disebut kampus dengan harapan menjadi calon manusia berintelektual. Mereka sadar bahwa mereka dicetak untuk merubah wajah masyarakat menjadi lebih baik. Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa juga memiliki karakter positif  lainnya, antara lain idealis dan energik. Dengan karakter tersebut seharusnya Mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebani oleh beban sejarah atau beban posisi. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada posisi yang dia anggap terbaik, tanpa adanya resistansi yang terlalu besar. Pemuda biasanya siap sedia melakukan kewajiban yang dibebankan oleh suatu ideologi manakala dia telah meyakini akan kebenaran ideologi itu.
    Mahasiswa dianggap sebagai jargon dalam setiap mobilitas. Mahasiswa dalam pandangan umum adalah sesosok pemuda yang berintegritas dan berintelektual, oleh karenanya tak heran apabila Mahasiswa menempati ruang penting dalam sejarah peradaban. Pola pikir yang di tunjang dengan keabsahan ilmu, serta usia yang masih memiliki kobaran semangat itulah yang menjadikannya dijuluki sebagai Tangan Kanan masyarakat. Mahasiswalah yang memonitor segala bentuk gerak penguasa, dan Mahasiswa juga yang mewakili suara rakyat dalam menyampaikan aspirasi.Lalu, mengapa pula mahasiswa dikatakan sebagai penoreh sejarah dalam sebuah peradaban? Sebab ujung tombak suatu negara berada di tangan mahasiswa, dalam artian lain bahwa mahasiswa adalah perwujudan dari para pemuda-pemudi tangguh yang  siap bersaing di tengah revolusi zaman, serta mempertahankan stabilitas. Kita lihat kisah Ibrahim as sang pembaharu, atau kisah pemuda Kahfi yang masing-masing begitu sigap menerima kebenaran. Atau orang-orang yang segera menerima dan mendukung Rasulullah saw pun ternyata adalah para pemuda, bukan orang-orang tua yang saat itu menjadi pemuka kaumnya. Bukan Abu Jahal atau Abu Sufyan, tetapi Umar bin Khathab, Ali bin Abi Thalib lah yang kemudian mengusung panji-panji Islam. Bahkan Abu Bakar yang cukup tua pun saat itu baru berusia 37 tahun.
    Tak berlebihan jika mahasiswa dikatakan sebagai agen of change, melihat dari besarnya peran serta amanah yang ia emban. Mahasiswa memiliki tugas wajib yang pertama yaitu sebagai generasi penerus nilai-nilai yang telah membudaya. Yang kedua adalah sebagai generasi pengganti. Yang mana mahasiswalah yang harus memiliki kesadaran untuk menjadi pengganti generasi yang telah menyimpang, tanpa takut dengan celaan orang. Kemudian yang selanjutnya adalah sebagai pembaharu, yakni  memperbaiki kerusakan yang telah terjadi, memperjuangkan Amar ma’ruf nahi munkar.
    Jika kita lihat dari sudut pandang Islam maka kita akan mengetahui bahwa Islam adalah sebuah ideologi yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam yang mewarnai seluruh aspek kehidupan dan mengatur seluruh bagian manusia. Islam tidak hanya sekedar mewarnai pola pikir, namun dia juga mempengaruhi emosi, perasaan, pemikiran dan juga fisik. Berislamnya seseorang akan melahirkan sebuah totalitas. Dengan adanya syahadah, seorang muslim akan meyakini bahwa dia memang diciptakan hanya untuk beribadah, bahwa tidak ada yang dapat memberikan kemudharatan kecuali atas izin Allah, sehingga dengan demikian tidak ada lagi sesuatupun yang ditakutinya. Kalaupun harus berperang, dia meyakini bahwa apapun hasilnya akan berupa kebaikan. Matinya adalah syahid, dan hidupnya adalah kemuliaan, dengan demikian gabungan kata mahasiswa dan Islam memberikan sebuah energi besar yang berlipat, yang apabila diarahkan dengan baik dapat memberikan sebuah perubahan.
    Segala bentuk peran, serta kewajiban yang di emban Mahasiswa jika dilihat melalui kacamata islam, adalah sebuah ibadah. Apa yang ia persembahkan kepada masyarakat dan negara adalah suatu ciri dari sosok para pejuang. Tak sedikit kandungan ayat Al-Quran yang menerangkan pentingnya memiliki rasa nasionlisme dan solidaritas. Dan melakukan perubahan keranah yang baik adalah sunnatullah. Pemuda yang memiliki bekal dan kekuatan mental serta iman adalah pemuda yang di idamkan. Maka dengan menjadi Mahasiswa akan memiliki peluang yang lebih besar dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Pemuda yang demikian merupakan aset terbesar. Mereka menjadi lentera bangsa, sekaligus mengangkat derajat bangsa. Oleh karenanya gunakanlah masa muda sebelum datang masa tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar